Nice Home Work #3

On Selasa, 12 Februari 2019 0 komentar

Ketika jari bergerak di keyboard serasa sudah tahu lentik-lentik jemari ini mulai menari merangkai kata demi kata. Tidak terasa sudah part tiga saja dalam mengikuti matrikulasi ini, serasa baru kemarin mendaftar dan perkenalan dengan teman-teman dari berbagai kota yang stay di kota ini "Depok".

Alhamdulillah dari materi demi materi yang diterima mulai dari adab menuntut ilmu dilanjutkan dengan profesional seorang individu, istri dan ibu. Kemudian dilanjutkan lagi dengan membangun peradaban di dalam keluarga, sebenarnya ini adalah tugas yang luar biasa sulit tetapi inilah yang harus dikerjakan.

Memulai untuk membangun peradaban itu tidaklah mudah apalagi peradaban di dalam keluarga, sedangkan individu ini belum berkeluarga dan akan berkeluarga ketika waktunya. Kita melihat dengan kemajuan zaman yang mungkin membuat kita semakin berfikir bagaimana anak kita nanti apabila tidak ada pondasi dari keluarga yang kokoh. Untuk membangun peradaban keluarga tidak bisa sendirian harus ada partner hidup yang satu visi dan misi yaitu, "suami" jadi mulai saat ini berbisik dalam hati untuk calon imam yang ada di sana.

*Untukmu Calon Imamku*

Aku adalah individu yang tidaklah sempurna dan aku banyak kekurangan semoga dengan kekurangan kita ini nanti bisa saling mengisi untuk membangun pondasi keluarga sesuai anjuran Rasulullah, dimana sebuah keluarga dengan pondasi iman yang kuat untuk membangun sebuah peradaban dalam keluarga. Tetapi membangun peradaban itu tidaklah mudah hanya berdasarkan teori tetapi kita juga harus menyamakan visi dan misi kita wahai calon imamku. Dimana kita berasal dari latar belakang yang berbeda, aku dari keluarga yang sangat keras dan disiplin, sedangkan kamu wahai calon imamku dari keluarga yang ramah dan lembut. Untuk membentuk sebuah peradaban tidaklah bisa kita gunakan metode sendiri-sendiri tetapi dengan menyatukan pembentukan dari keluarga kita masing-masing untuk membentuk peradaban di kelurga kita nanti, menjadikan anak-anak kita sebagai generasi yang kuat iman dan peradaban agama. Aamiin

*Potensi yang ada dalam diri

Saya adalah seorang guru tetapi saya juga memiliki potensi yang lain selain sebagai pengajar yang memberikan pengetahuan kepada anak-anak di sekolah, ada beberapa potensi dalam diri ini yang masih terus saya kembangkan yaitu, menulis dan potografer itulah yang masih dikembangkan dan diasah lagi. Kekuatan dari potensi saya ini adalah dapat memberikan manfaat untuk diri sendiri dan orang lain, contohnya dengan menulis orang bisa mengambil pelajaran apa yang kita berikan. Begitu juga dengan potografer dimana objek yang saya ambil bisa memberikan orang lain manfaat karnea dengan keindahan alam atau yang lainnya.

*Lihatlah keluarga

Saya lahir dari keluarga yang orang tua seorang guru, dan sekarang sudah pensiun dan alhamdulilah masih sehat. Dari kecil saya sudah sering ditinggal sama ini karna tugas seorang guru yang berbakat pagi dan bisa pulang sampai sore, jadi sampai saat inipun saya masih merasakan kondisi seperti itu. Saya anak keempat dari empat bersaudara dan mempunyai kakak laki-laki 2 dan satu kakak perempuan. Saya dengan kakak-kakak selisih sangat jauh bisa diartikan sebagai anak dengan ibu atau bapaknya. Saya anak terakhir tetapi tidak seperti anak terlahir karna memang seperti apa ya? Dari keluarga inilah saya mengali potensi untuk menulis yang awalnya hanya pendek dan mampu menulis panjang dan mencoba mengabadikan sesuatu yang penting untuk dipublikasikan. Saya baru merasakan dan bersyukur bisa hadir dalam keluarga ini ketika beberapa tahun lalu ketika saya mengikuti tes diluar kota bisa dibilang di luar Jawa. Terasa dan sangat terasa rindu akan keluarga dan sangat butuh keluarga. Dari sinilah keluarga menyadari akan kehadiran saya sebagai anak terakhir bukan anak kecil, suara saya didengarkan dan pendapat saya di pergunakan juga. Keluarga juga lebih paham lagi cara mendidik anak dan berbakti bersama orang tua seperti apa, yang sebelumnya masih mendidik secara tradisional. Saya merasa beruntung ada di dalam keluarga ini karna begitu banyak pengalaman dan pelajaran yang bisa saya ambil untuk membangun peradaban bersama calon imamku nanti.

*Lingkungan

Lingkungan yang saya tempati bersama keluarga adalah di sebuah desa, dan disekelilingnya tetangga yang ramah dan ada juga yang mencibir di belakang bahkan ada yang mencari kesempatan juga. Tetapi semua itu hanya saya lalui sampai lulus kuliah. Dan sekarang saya merantau dan sudah dua kali pindah, di Karawang dan di Depok. Dua tahun di Karawang saya kost di lingkungan keluarga yang harmonis karna kost saya nempel dengan bapak kos, dimana saya jadi tahu hubungan seorang anak dengan orang tua seperti apa dan disini lingkungannya sangat asing, tetapi lingkungan dia sekolah menjadikan saya untuk belajar dan belajar lagi tentang agama dan sampai yakin kalau semua uang dilajukan ini adalah kehendak Allah. Kemudian pindah ke Depok, disini saya tidak kost tapi ikut sodara dimana saya banyak mengetahui cara mendidik keluarga saudara terhadap anaknya sepeti apa, mulai dari hal kecil sampai hal besar sekalipun. Apakah selalu memberikan rencana yang tidak pernah kita ketahui, dan mungkin kenapa saya bisa disini karna saya membutuhkan pelajaran sepeti ini. Dimana saya serasa lebih dekat dengan Allah dan bagaimana saya bisa melalui masalah ketika saya jauh dengan keluarga. Inilah yang akan menjadi bekal ketika saya berkeluarga nanti DNA ketika saya jauh dari keluarga, saya sudah mampu harus mengambil keputusan sepeti apa.

Semoga semua terlaksana .. aamiin


#NiceHomeWork#3
#NHW
#IbuProfesional
#IIPMatrikulasiBatch7

#ozora^^

0 komentar:

Posting Komentar

AUTHOR BEST THEME | CSS BY NEWWPTHEMES