Sudah lama tidak menulis ataupun mengerakkan jari lagi di keybord ataupun hanya ingin menambah kumpulan cerita ... hehehh
Ini pertama kali aku merasakan mengajar jarak jauh dan anak-anak merasakan belajar jarak jauh bersama aku dengan komunikasi video call secara bergiliran.
Begini ceritanya ....
Akhir 2019 sudah dihebohkan dengan adanya penyakit terbaru yang menjangkit di negeri China dan sampai menjadi wabah yang namanya Corona atau nama bekennya Covid-19 .. hahahhhh. Di negeri tercinta ini masih adem ayem dari akhir tahun sampai awal tahun dan di bulan kedua. Awal tahun negeri ini digegerkan dengan adanya banjir yang melanda ibukota dan daerah-daerah di sekitarnya yang rawan banjir sampai hampir dua-empat hari dan itu berulang kali sampai bulan Februari. Ternyata ujian Allah itu bener-bener nyata apa masihkah kita mau untuk menjauhiNYA dengan meninggalkan apa yang diperintahkanNYA ??(coba renungkan)
Bulan Februari di negeri ini masih aman bahkan di sekolah masih diadakan selebrasi keempat dan akan ada outing besar untuk kelas besar di bulan ini juga. Anak-anak dan kami fasil menyambut gembira selebrasi keempat ini karena berbeda dengan biasanya denagn adanya volunter dari Rusia. Jeda dua hari aku harus rela meninggalkan anak-anak demi menemani kelas besar outing ke Way Kambas selama kurang lebih satu minggu. dan setelah pulang dari sana negeri ini masih terlihat aman dan aku masih bisa jalan-jalan bersama teman kesana kesini bahkan ada pertemuan antara aku dengan dia (taaruf) .. cerita yang ini lain kali aja hahahhhh
Kami masih beraktivitas seperti biasanya ke sekolah, pasar, jalan dan lain halnya .. Awal Maret negeri ini di gegerkan dengan adanya berita salah satu warga dan yang mengejutkan dia di deket sekolah alias orang Depok hahahhh .... Positif Corona dan itu orang pertama kali yang ada di negeri tercinta ini. Lebih herannya sekolah sangatlah heboh apalagi para orang tua siswa (OTS) di hari kedua anak-anak yang masuk tidaklah seratus persen hanya setengahnya saja. dan esok harinya sekolah diliburkan sampai beberapa hari ke depan.
Setelah kembali masuk sekolah anak-anak merasa senang dan bahagia karena bisa ketemu teman-teman, berlarian dan main di playground. Tetapi setelah itu semua kegiatan di luar dioff kan alias ditiadakan selama masa menularnya wabah ini. Dari sinilah awal mula diadakan "Long Distance Learning" (LDL), anak-anak bukan libur tapi belajar di rumah selama dua pekan (pertama) dengan kegiatan dari fasil tetapi meminta bantuan kerjasama dari ots untuk mengirimkan atau melaporkan dokumentasi setiap harinya.
Hari pertama LDL masih terasa aneh dan aku sebagai fasil harus video call sebagai buka kelas dengan anak-anak atau memberikan informasi kepada anak-anak terkait kegiatan yang akan dilakukan. Setiap hari dua kegiatan yang dilakukan anak-anak bersama ots, itupun ada beberapa ots yang protes karena pemebelajarannya menggunakan bahan yang harus mencari di luar dsb, aku sebagai fasil juga gak mau belajar seperti ini dengan adanya video call yang terjadwal beberapa kali dan berbciara berkali-kali. Itu lebih melelahkan daripada langsung berbicara sekali dengan sejumlah anak besama-sama di kelas.
Rasanya gimana selama LDL ??
Bosan .. pasti
Kangen .. sudah pasti
Itu aku rasakan selama kurang lebih hampir tiga bulan ini, dimana ada jarak diantara aku, anak-anak dan teman-teman semua. Padahal banyak rencana yang harus dilakukan selama LDL ini dan smeua itu harus tertudan karena masa pandemi ini. Setiap anak dan ots selalu bercerita kalo kangen, pengen ke sekolah dsb. Sebenarnya aku juga kangen sama kalian nak ..
Kangen bermain, bercanda, lari-larian, menangkap belalang dsb ...
tapi semua itu harus kita tahan dulu nak .. entah sampai kapan Allah mengijinkan kita untuk bisa bertemu dan berkumpul kembali bersama.
Pandemi ini mengajarkan kita apa itu "Sabar" yang sebenarnya dan jarak ini mengajarkan kita untuk lebih mendekatkan kita dengan Allah dan keluarga ..
@ozora^^
#Corona
0 komentar:
Posting Komentar