NHW #5

On Selasa, 26 Februari 2019 0 komentar

Tidak terasa sudah hari Rabu lagi, seperti anak-anak yang selalu menunggu hari Minggu. Kalau di sekolah hari Rabu ada outbond dan renang, tapi kalau di IIP hari Rabu hari diberikannya tugas atau tantangan istilah kerennya sekarang challenge untuk menumbuhkan belajar. Di pekan ini challenge nya adalah "Learning How To Learn" istilah kerennya "Bagaimana belajar caranya belajar". Disini dituntut untuk lebih menuangkan ide-ide dan gagasan dalam menciptakan sesuatu yang baru untuk masa depan. Kembali ke awal "bagaimana belajar caranya belajar" yang telah ditentukan dari sananya, hehehehe 

Challenge sekarang adalah ... 

"Desain Bagaimana belajar caranya belajar" 

Sebenarnya challenge ini masih terkait antara NHW #1 sampai NHW #4, dari NHW #1 sampai NHW #3 masih adem ayem menurut orang jowo, tapi menginjak di NHW #4 kepala terasa pengen muter-muter karena mumet alias pusing, hehehehhh 

Semua itu butuh namanya belajar dan belajar itu tidak asal belajar, karna belajar itu harus sesuai adab dan caranya. Dan adab belajar itu juga membutuhkan strategi atau desain pembelajaran untuk diterapkan dan diaplikasikan sebagai pembelajaran untuk diri sendiri. 

#Desain Pembelajaran

Apa itu Desian pembelajaran ??
Desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala (2005:136) adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.

Adapun model-model desain rencana pembelajaran adalah model PPSI, model Banathy, model Kemp, model Gerlach & Elly, model Dick & Carrey, model ASSURE, dan model ADDIE. Penjelasannya boleh japri ke Mbah Google mungkin akan diberikan penjelasan yang lebih gamblang ..

Karena biasa menyusun desain pembelajaran di sekolah ini harus menyusun desain ala-ala diri sendiri sesuai apa yang dipelajari dari IIP , karna banyak model desain dan bingung mau pilih yang mana , mana .. mana .. mana .. (seperti lirik lagu) dengan memberanikan diri memilih model Banathy yang simpel sesuai karakter diri yang tidak suka ribet. 

Model pembelajaran ini berorientasi pada tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajarannya terdiri dari 6 jenis kegiatan. Model ini bertitik tolak dari pendekatan approach, yang mencakup keenam langkah yang saling berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Sekarang saatnya .. adalah desain pembelajaran dalam proses belajar menjadi Ibu Profesional


1. Tujuan Pembelajaran
- mampu mengenali bakat, minat dan potensi diri
- mengerti cara menulis
- mampu dalam manajemen penulisan
- menjadi pribadi yang baik
- mampu beribadah lebih baik

2. Tes Awal 
    Dilewati dulu yaaa ... 

3. Materi Pembelajaran 
- ilmu mengenal bakat, minat
- ilmu mengenai cara menulis dan membaca
- ilmu manajemen penulisan 
- ilmu kepribadian 
- ilmu agama 

4. Kegiatan, Waktu dan Tempat Pembelajaran
Kegiatan belajar bisa dilakukan secara online dan offline. Mungkin online dari perkuliahan via wa, Instagram, blog dll. Offline bisa dari mengikuti seminar, workshop, majelis ilmu, dan silaturahmi antar teman sesama Ini Profesional atau sesama teman yang mampu dalam pembelajaran ini.
Untuk waktu sudah dijelaskan ketika NHW sebelumnya dimana diminta untuk menuliskan jangka waktu atau milestone masing-masing setiap pembelajarannya. 
Tempat belajar pastinya di rumah dan mungkin bisa ditempat yang menyenangkan buat diri mungkin taman, kalau rumahnya dekat sawah bisa juga di dekat sawah atau saung di tengah sawah dan masjid.

5. Evaluasi 
Kegiatan belajar tidak lepas dari teori atau materi dan praktek atau kemampuan, dimana untuk belajar praktek disesuaikan dengan kegiatan berlangsung setelah pemberian materi. Kemudian akan diadakan evaluasi atau assessment untuk mengetahui kegiatan apa yang sudah dilakukan dan apakah ada perubahan setelah melaksanakan kegiatan praktek tersebut, dan apakah sesuai dengan tujuan. Untuk lebih detailnya apakah ada progres yang terlihat secara kasat mata. 

F. Evaluasi Ulang 
Evaluasi akan diadakan kembali ketika kegiatan belajar yang sudah dilakukan kembali ketika belum ada perubahan atau Beluma sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 

Mungkin ini sedikit penjabaran dari desain pembelajaran menurut diri yang simpel dan tidak ribet sesuai dengan karakter diri. 

Masih tahap belajar dan belajar untuk lebih baik lagi ... 


#NHW#5
#NiceHomeWork
#IbuProfesional
#IIPMatrikulasiBatch7
#ozora^^
Read more ...»

Nice Home Work #4

On Rabu, 20 Februari 2019 0 komentar

Setiap Rabu pagi selalu ada kejutan yang selalu di tunggu-tunggu. Karna setiap hari itu adalah hari paling dinantikan untuk bisa menggerakkan jari jemari di atas keyboard dengan ilmu-ilmu yang dipelajari di IP bersama perempuan-perempuan hebat dengan di dampingi wali kelas yang luar biasa.

Sekali menuangkan kata demi kata tidaklah semudah apa yang kita bicarakan terutama berhubungan dengan kehidupan yang sangat dinantikan sampai saat ini. Karna semua harus dimulai dengan belajar dan mengaplikasikannya di kehidupan sebenarnya.

Perjalan mengikuti IIP tidaklah mudah, sama seperti belajar di sekolah pada umumnya ada anterin dan tiga yang harus diselesaikan. Alhamdulillah di tugas pertama adalaha bagaimana cara memilih jurusan kehidupan yang dipilih untuk kehidupan di masa yang akan datang sebagai seorang Ibu nantinya, jurusan yang dipilih adalah "Menulis" dimana jurusan ini akan memberikan manfaat untuk orang lain.

Tugas tidak berhenti hanya satu, tetapi setiap materi pasti akan ada tugas yang harus dikerjakan begitu juga di IIP ini. Tugas skedua adalah tantangan menuliskan indikator sebagai seorang individu, istri dan ibu. Alhamdulillah sudah memulai untuk menchecklist setiap indikator yang dituliskan, dan semoga selalu diaplikasikan di kehidupan sebenarnya. Akan tetapi di tugas NHW #2 ini masih ada yang terlewat tidak dicantumkan, yaitu ilmu pra menulis, menulis, membaca, mengedit, mempublikasikan. Ilmu harus disiapkan mulai saat ini bersama jangka waktunya untuk nanti di kehidupan kita sebagai jurusan yang sudah kita pilih.

Ternyata belajar di IIP ini begitu banyak ilmu baru dan yang sudah pernah di pelajari tapi hanya teori belum diaplikasikan secara nyata. Di NHW #3 kita diminta untuk menuliskan peran kita sebagai seorang perempuan yang kelak akan berperan dan beraktivitas di rumah ataupun di luar rumah. Dan seorang perempuan yang berpredikat seorang ibu pasti sangat tahu dimana bidang yang baru yaitu pendidik anak dan bermanfaat untuk orang lain dan diri sendiri. Disinilah misi hidup seorang perempuan adalah pendidik anak yang bermanfaat untuk orang lain dan menginspirasi orang lain.

Misi .. kata simple tetapi punya makna yang berarti. Dimana kita punya misi disitulah pasti kita punya strategi atau tahapan-tahapan untuk bisa menekuni dan mengaplikasikan perannya yang sesuai bidang atau jurusannya. Untuk mencapainya seorang ibu membutuhkan strategi atau tahapan ilmu untuk bisa mencapainya dengan syarat berikut :
1. Pra Menulis = Ilmu awal menulis
2. Menulis = Ilmu mencatat informasi dalam kata-kata
3. Membaca = Ilmu meresapi dan menganalisis informasi yang akan disampaikan
4. Mengedit = Ilmu mempersiapkan catatan atau informasi untuk di publikasikan


Dari strategi atau tahapan itu bisa kita jadikan patokan bagaimana kita belajar menjadi ibu yang sesuai di Ibu Profesional yaitu dengan tahapan yang akan dilalui nantinya, tetapi bukan berarti mulai dari sekarang kita tidak mencoba untuk mulai menggali lagi agar tidak tertunggal nantinya.

Milestones ini adalah misi hidup untuk menjalankan strategi yang akan dimulai saat ini dan kedepannya. Sebenarnya seperti jangka waktu tangan akan dilalui dalam strategi atau tahapan yang sudah kita tuliska untuk kedepannya. Sekarang apa yang harus kita tuliskan untuk tetap berkomitmen menjalankan misi hidup atau tujuan yang sudah kita jabarkan dari poin-poin sebelumnya. Belajar dengan meluangkan waktu untuk belajar mungkin setiap hari bisa beberapa jam untuk memaksimalkan tujuannya, kemudian kita tuliskan dan praktekkan.

Meluangkan waktu untuk fokus di bidang yang kita ambil Alhamdulillah sudah memulai sedikit tetapi masih harus ada targetan waktu karna untuk mengetahui progresnya. Seperti di NHW #2 belum dicantumkan dan akan ditampilkan strategi dan jangka waktunya.

milestones yang akan ditetapkan sebagai berikut:
KM 0 - KM 1 (1 tahun) = Menguasai seputar awal menulis
KM 1 - KM 2 ( 1 tahun) = Menguasai seputar mencatat informasi dalam sebuah kata
KM 2 - KM 3 (1 tahun) = Menguasai seputar meresapi pesan yang akan disampaikan
KM 3 - KM 4 (1tahun) = Menguasai seputar kesiapan dalam menerbitkan

Disinilah tantangan yang membingungkan ..

Lakukan .. lakukan .. lakukan

Dari strategi atau tahapan yang sudah dijabarkan adalah salah satu kenaikan level untuk lebih mengetahui progres dari bidang yang kita ambil, karna belajar tidak monoton tetapi harus ada yang naik. Begitu juga dengan jurusan yang kita ambil ini, jurusan "menulis" berarti ada progres kedepannya untuk bermanfaat dan menjadikan inspirasi orang lain serta mampu menjadikan tugas kita sebagai Ibu bisa dituliskan di dalamnya kelak.

Karna seorang Ibu juga perlu ilmu, selain itu apa yang kita alami bersama suami, anak dan keluarga bisa kita tuliskan di dalam sebuah blog atau media sosial yang bisa menginspirasi banyak orang. Karna dari tulisan membangkitkan semangat membaca dan meningkatkan kosakata kita.

Semoga bisa mempraktekkan saat ini dan nanti ketika menjadi Ibu sebenarnya.


#NHW #4
#NiceHomeWork
#IIPMatrikukasiBatch7
#IbuProfesional
#ozora^^
Read more ...»

Kaki dulu, baru Mulut

On 0 komentar

Duluu waktu belum tahu ilmunya, saya pernah memanggil Qairina yang sedang bermain di rumah tetangga depan rumah dengan cara berteriak-teriak dari pintu depan. Beberapa kali saya memanggilnya dia gak pulang-pulang. Bahkan menjawab panggilan saya pun tidak.

Mendengar dan melihat apa yang saya lakukan, suami saya menegur.

"Bukan begitu cara memanggil anak biar pulang dari bermainnya, mamah."

Lalu dia menyontohkan sendiri bagaimana seharusnya saya memanggil Qairina yang lagi asyik main dan membujuknya pulang untuk makan siang.

Yang suami saya lakukan adalah keluar rumah menuju ke rumah tetangga. Lalu dia mengobrol dan ikut bermain sejenak dengan anak-anak. Setelah dirasa cukup, dia mengajak Qairina pulang dengan ajakan yang menyenangkan sambil berpamitan pada teman-teman mainnya. Ajaib! Qairina nurut diajak pulang.

Setelah Qairina makan dan lalu tidur, suami menasihati. Katanya memanggil dengan cara berteriak-teriak itu tidak sopan, juga tidak efektif.

Belakangan saya baru menyadari bahwa di keluarga suami memang hampir tidak pernah terdengar orangtua berteriak ke anaknya. Kalo mau memanggil, mamah mertua selalu mendekati anaknya dulu, baru mengutarakan apa yang ingin dikatakan.

Saya juga baru menyadari cara suami berkomunikasi. Dia pun hampir tidak pernah berteriak saat memanggil saya. Dia selalu menghampiri saya dulu, baru meminta tolong atau mengatakan sesuatu.

Di buku parenting Abah Ihsan, Yuk Jadi Orangtua Shalih sebelum meminta anak Shalih, di bagian komunikasi efektif dengan anak, saya menemukan sedikit bahasan ini.

Kaki dulu, baru mulut.

Wah apa ini? Saya penasaran apa maksudnya.

Di buku itu, Abah Ihsan mengajarkan alih-alih berteriak,

"Doniiii udah dong mainnya. Sekarang waktunya makan."

Atau menyuruh-nyuruh, memerintah seenaknya, beliau menyarankan orang tua untuk BERJALAN mendekati anaknya dulu, bergabung bermain bersamanya sebentar, lalu setelah ada kesempatan baru MENGUTARAKAN keinginan atau bantuan yang ingin didapat dari sang anak.

Saat membaca ulasan tentang ini di buku parenting Abah Ihsan, serta merta saya teringat oleh apa yang biasa suami saya contohkan ke saya dan Qairina. Juga ingat saat saya biasa berteriak untuk memanggil Qairina. Kedua cara itu memang menghasilkan hasil yang berbeda. Berteriak, menyuruh, atau mengomel-ngomel itu tidak efektif.

Ini udah saya alami berkali-kali. Misalnya, saat saya sekadar menyuruh Qairina membereskan mainan, dia tidak menurut. Tapi saat saya ikut bermain bersamanya, lalu saya mengajaknya membereskan mainan bersama-sama dia akan dengan senang hati melakukannya.

Kaki dulu, baru mulut.

Ini menjadi satu hal yang saya ingat betul sekarang ini. Dekati dulu anak kita, kalo dia sedang bermain ikut lah bermain dulu, kalo dia lagi belajar/baca buku, mengobrol atau berdiskusi lah dulu. Baru setelah itu meminta anak makan, tidur, atau hal lain.

Ini juga ternyata bisa bangeet diterapkan ke suami/istri. Saat istri lagi butuh bantuan suami sementara suami lagi asyik main gadget atau nonton tv misalnya, dekati dulu sang suami, pijit-pijit sebentar, atau cium pipinya, baru utarakan mau minta tolong apa.

Saat suami minta tolong atau minta dimasakin sesuatu, dekati dulu sang istri, peluk dari belakang, cium pipinya, baru minta tolong. Atau kalo merasa itu terlalu lebay (soalnya yang nulis suka yang romantis2 😆), ya minimal dekati dulu istri/suaminya, senyumin, bicara yang lembut, baru minta tolong.

Keluarga itu adalah tempat pertama-tama anak belajar adab dan kasih sayang. Maka, mari berilah sebaik-baik keteladan mulai dari menjaga komunikasi yang efektif yang penuh cinta.

Ingat yaa, pak, bu, kaki dulu, baru mulut. 💙


#copas
#ozora^^
Read more ...»

Nice Home Work #3

On Selasa, 12 Februari 2019 0 komentar

Ketika jari bergerak di keyboard serasa sudah tahu lentik-lentik jemari ini mulai menari merangkai kata demi kata. Tidak terasa sudah part tiga saja dalam mengikuti matrikulasi ini, serasa baru kemarin mendaftar dan perkenalan dengan teman-teman dari berbagai kota yang stay di kota ini "Depok".

Alhamdulillah dari materi demi materi yang diterima mulai dari adab menuntut ilmu dilanjutkan dengan profesional seorang individu, istri dan ibu. Kemudian dilanjutkan lagi dengan membangun peradaban di dalam keluarga, sebenarnya ini adalah tugas yang luar biasa sulit tetapi inilah yang harus dikerjakan.

Memulai untuk membangun peradaban itu tidaklah mudah apalagi peradaban di dalam keluarga, sedangkan individu ini belum berkeluarga dan akan berkeluarga ketika waktunya. Kita melihat dengan kemajuan zaman yang mungkin membuat kita semakin berfikir bagaimana anak kita nanti apabila tidak ada pondasi dari keluarga yang kokoh. Untuk membangun peradaban keluarga tidak bisa sendirian harus ada partner hidup yang satu visi dan misi yaitu, "suami" jadi mulai saat ini berbisik dalam hati untuk calon imam yang ada di sana.

*Untukmu Calon Imamku*

Aku adalah individu yang tidaklah sempurna dan aku banyak kekurangan semoga dengan kekurangan kita ini nanti bisa saling mengisi untuk membangun pondasi keluarga sesuai anjuran Rasulullah, dimana sebuah keluarga dengan pondasi iman yang kuat untuk membangun sebuah peradaban dalam keluarga. Tetapi membangun peradaban itu tidaklah mudah hanya berdasarkan teori tetapi kita juga harus menyamakan visi dan misi kita wahai calon imamku. Dimana kita berasal dari latar belakang yang berbeda, aku dari keluarga yang sangat keras dan disiplin, sedangkan kamu wahai calon imamku dari keluarga yang ramah dan lembut. Untuk membentuk sebuah peradaban tidaklah bisa kita gunakan metode sendiri-sendiri tetapi dengan menyatukan pembentukan dari keluarga kita masing-masing untuk membentuk peradaban di kelurga kita nanti, menjadikan anak-anak kita sebagai generasi yang kuat iman dan peradaban agama. Aamiin

*Potensi yang ada dalam diri

Saya adalah seorang guru tetapi saya juga memiliki potensi yang lain selain sebagai pengajar yang memberikan pengetahuan kepada anak-anak di sekolah, ada beberapa potensi dalam diri ini yang masih terus saya kembangkan yaitu, menulis dan potografer itulah yang masih dikembangkan dan diasah lagi. Kekuatan dari potensi saya ini adalah dapat memberikan manfaat untuk diri sendiri dan orang lain, contohnya dengan menulis orang bisa mengambil pelajaran apa yang kita berikan. Begitu juga dengan potografer dimana objek yang saya ambil bisa memberikan orang lain manfaat karnea dengan keindahan alam atau yang lainnya.

*Lihatlah keluarga

Saya lahir dari keluarga yang orang tua seorang guru, dan sekarang sudah pensiun dan alhamdulilah masih sehat. Dari kecil saya sudah sering ditinggal sama ini karna tugas seorang guru yang berbakat pagi dan bisa pulang sampai sore, jadi sampai saat inipun saya masih merasakan kondisi seperti itu. Saya anak keempat dari empat bersaudara dan mempunyai kakak laki-laki 2 dan satu kakak perempuan. Saya dengan kakak-kakak selisih sangat jauh bisa diartikan sebagai anak dengan ibu atau bapaknya. Saya anak terakhir tetapi tidak seperti anak terlahir karna memang seperti apa ya? Dari keluarga inilah saya mengali potensi untuk menulis yang awalnya hanya pendek dan mampu menulis panjang dan mencoba mengabadikan sesuatu yang penting untuk dipublikasikan. Saya baru merasakan dan bersyukur bisa hadir dalam keluarga ini ketika beberapa tahun lalu ketika saya mengikuti tes diluar kota bisa dibilang di luar Jawa. Terasa dan sangat terasa rindu akan keluarga dan sangat butuh keluarga. Dari sinilah keluarga menyadari akan kehadiran saya sebagai anak terakhir bukan anak kecil, suara saya didengarkan dan pendapat saya di pergunakan juga. Keluarga juga lebih paham lagi cara mendidik anak dan berbakti bersama orang tua seperti apa, yang sebelumnya masih mendidik secara tradisional. Saya merasa beruntung ada di dalam keluarga ini karna begitu banyak pengalaman dan pelajaran yang bisa saya ambil untuk membangun peradaban bersama calon imamku nanti.

*Lingkungan

Lingkungan yang saya tempati bersama keluarga adalah di sebuah desa, dan disekelilingnya tetangga yang ramah dan ada juga yang mencibir di belakang bahkan ada yang mencari kesempatan juga. Tetapi semua itu hanya saya lalui sampai lulus kuliah. Dan sekarang saya merantau dan sudah dua kali pindah, di Karawang dan di Depok. Dua tahun di Karawang saya kost di lingkungan keluarga yang harmonis karna kost saya nempel dengan bapak kos, dimana saya jadi tahu hubungan seorang anak dengan orang tua seperti apa dan disini lingkungannya sangat asing, tetapi lingkungan dia sekolah menjadikan saya untuk belajar dan belajar lagi tentang agama dan sampai yakin kalau semua uang dilajukan ini adalah kehendak Allah. Kemudian pindah ke Depok, disini saya tidak kost tapi ikut sodara dimana saya banyak mengetahui cara mendidik keluarga saudara terhadap anaknya sepeti apa, mulai dari hal kecil sampai hal besar sekalipun. Apakah selalu memberikan rencana yang tidak pernah kita ketahui, dan mungkin kenapa saya bisa disini karna saya membutuhkan pelajaran sepeti ini. Dimana saya serasa lebih dekat dengan Allah dan bagaimana saya bisa melalui masalah ketika saya jauh dengan keluarga. Inilah yang akan menjadi bekal ketika saya berkeluarga nanti DNA ketika saya jauh dari keluarga, saya sudah mampu harus mengambil keputusan sepeti apa.

Semoga semua terlaksana .. aamiin


#NiceHomeWork#3
#NHW
#IbuProfesional
#IIPMatrikulasiBatch7
#ozora^^
Read more ...»

Nice Home Work #2

On Kamis, 07 Februari 2019 0 komentar

Belum ada bayangan ketikan menggerakkan jari di atas keyboard, karna materinya sudah ke arah "Ibu Profesional" dengan berbagai standarnya. Sebagai perempuan yang masih sendiri dan belum pernah dan belum menjadi seorang "Ibu" atau "Istri" jadi hanya bisa membayangkan jauh ke depan yang belum tahu pastinya "kapan".

Mulai mencoba dan mengaplikasikan apa yang sudah ada diangan-angan dan di kepala serasa menjadikan sebagai mimpi yang harus tersampaikan dalam waktu dekat. Sebenarnya membuat indikator menjadi sekarang "Istri" atau "Ibu" itu sangatlah menantang karna terbiasa membuat indikator pembelajaran yang tiap hari sudah dijalankan sebagai pendidik ini berbeda dan sangat berbeda. Sedangkan indikator individu pernah membuat dan insya Allah berhasil walau harus menguatkan hati lagi untuk terus dan terus mengaplikasikannya bukan hanya sekedar menulis.

Menulis indikator mulai dari individu, istri dan ibu sebenarnya adalah hal baru dalam memposting ke dunia Maya atau di sosial media. Karena pribadi yang tertutup dan hanya sesuatu yang bisa dijadikan inspirasi dan bermanfaat buat orang lainlah yang mampu untuk di-posting.

Bismillah ..

Mencoba dengan menuliskan indikator dari tiga-tiganya, yang pertama dulu ...

1. Indikator Individu

Mencoba untuk menggali lagi seberapa kurangnya sebagai individu dalam kehidupan dunia dan akhirat, mulai menjabarkan dari "SMART"
S = melakukan sedekah (entah itu senyum, salam, sapa, sopan dan santun tetapi juga dalam hal menyisihkan rejeki)
M = setiap hari untuk 5S dan dua hari dalam seminggu minimal 1bulan
A = insya Allah bisa melakukannya
R = Ibadah yang ringan untuk 5S tetapi sulit dilakukan jadi harus dibiasakan dan sedekah adalah ibadah yang harus dilakukan
T = sedekah setiap hari Senin dan Jumat di sekolah atau di jalan, serta 5S setiap hari ketika ketemu orang lain entah di kenal atau tidak

Semoga indikator ini selalu bisa meningkatkan kualitas diri lagi kepada Allah.

2. Indikator Istri

Indikator ini sangat menantang karna belum mengalami dan baru akan mengalami kalau sudah waktunya. hehhheee

S = jika menjadi seorang istri ingin ibadah berjamaah dengan suami ( sholat fardhu, tahajud, puasa sunah)
M = Setiap hari dilakukan 1 bulan
A = Insya Allah bisa
R = Ibadah yang akan terasa ringan apabila dikerjakan bersama-sama suami dan akan menambah keimanan kepada Allah
T = puasa Senin Kamis, sholat tahajud setiap 3x dalam seminggu, sholat fardhu 3x dalam sehari

Semoga indikator sedikit yang bermimpi menjadi seorang istri ini akan diaplikasikan di dunia nyata ketika menjadi istri nanti di waktunya. aamiin

3. Indikator Ibu

Masih sama dengan sebelumnya, tantangannya lebih menantang dan sangat menantang. Karena belum pernah menjadi seorang ibu dan akan menjadi ibu, jadi bermimpi dari sekarang sebelum terjun di dunia nyata. Sebenarnya setiap hari menjadi ibu tetapi hanya sebatas menemani bermain dan belajar saja. Karena sebagai pendidik istilah ibu itu sudah biasa tetapi ibu sebenarnya masih dalam proses.

Beberapa indikator sudah ada dalam pikiran sebagai ibu yang baik nantinya.

S = tidak menggunakan gadget ketika bersama anak
M = setiap hari dalam 1bulan
A = insya Allah bisa
R = quali time yang seharusnya di dapatkan anak walau hanya sekedar membacakan buku (termasuk ibadah yang mulia sebagai ibu)
T = Sehari 3x dari jam 10 pagi, 3 sore dan jam 7 malem

Indikator dalam mimpi inilah semoga bisa diaplikasikan di kehidupan selanjutnya. aamiin

Masih ada indikator yang ahrus dituliskan jangka waktu, strategi sesuai bidangnya


Inilah indikator-indikator yang menguras keringat karna membayangkan sesuatu yang belum terjadi itu sangatlah tidak mudah.



#NHW2
#NiceHomeWork
#IbuProfesional
#IIPMatrikulasiBatch7
#ozora





Read more ...»