Happy Teacher

On Jumat, 30 November 2018 0 komentar

> untukmu wahai guru di amnalun engkau berada ..

Pagiku cerahku
Matahari bersinar
Kugendong tas merahku di pundak

Selamat pagi semua
Kunantikan dirimu
Di depan kelasmu
Menantikan kami

Guruku tersayang
Guru tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis
Mengerti banyak hal
Guruku terimakasihku

Nyatanya diriku
Kadang buatmu marah
Namun segala maaf
Kau berikan

Hari ini Jumat, 30 November 2018 tepat jam 13.00 bertempat di Aula SAI Studal .. para OTS sudah menyiapkan kejutan untuk fasil SAI ☺️ bangga dan terkejut mdengan surprise yang diberikan. mungkin tidak seperti tahun lalu, paginya dapat "surat cinta" dari anak-anak dan video mereka sambil menyanyikan lagu "Guru" dan mengucapkan "terimakasih bu .. " dan "aku sayang bu .." ☺️☺️ 

Ketika lagu itu dinyanyikan sama SD 5, semua fasil duduk rapi di Aula seperti anak-anak ketika muhadhoroh mendengarkan acara demi acara dan giliran acara "award guru" .. taraaaaa 

Dibukalah slide demi slide dan tibalah ada "Guru Tersambar" .. ada sebuah nama yang tidak asing dan gak percaya dapat "award" itu .. selama ini masih terus berusaha menjadi "Sabar" untuk anak-anak apalagi untuk diri sendiri yang masih penuh dengan kekurangan πŸ˜₯ 

semoga diri ini bisa menjadi fasil yang bisa terus belajar dan memberikan ilmu yang bermanfaat untuk anak-anak ..

SELAMAT HARI GURU
25.11.2018

ibu sayang kalian TK A Onthel 😘😘
Tahun Pelajaran 2018-2019

Oleh-oleh sore ini dari OTS πŸ™‚

Member TK A Onthel di depan Jalan Raya "katanya" πŸ˜‚


@ozora^^
Read more ...»

Terapi Peluk dan Re-Framing

On Sabtu, 24 November 2018 0 komentar

 Share sedikit ilmu untuk teman-teman .. tidak hanya cerita terus nanti bosen .


_"Mbak, gimana sih caranya jadi ibu yang sabar, yang lembut, yang gak gampang marah-marah sama anak, yang gak suka nyubit."_

Hmmm saya sebenarnya bingung kalo ditanya begitu. Karena dasarnya, saya itu punya bakat pemarah dan kasar. Tapi kalo boleh saya mau sharing pengalaman saya mengelola emosi yang masih berproses hingga sekarang.

Kalau yang mengikuti status saya dari dulu dulu, pasti tahu saya punya innerchild yang sedang saya sembuhkan. Alhamdulillah nya, Allah menjodohkan saya dengan seorang lelaki yang sebelumnya sudah punya 'kabel pengasuhan' yang baik dari orang tuanya. Sehingga, saya bisa belajar tentang menjadi orang tua yang lembut darinya dan keluarganya.

Perjalanan pengelolaan emosi saya berawal sejak hari pertama menikah. Suami saya, dengan tegas tapi lembut mengatakan bahwa tidak boleh ada marah-marah, bentak-bentak, teriak-teriak, atau pukul-pukul di keluarga kami. Baik untuk hubungan suami istri maupun orang tua ke anak.

Maka, saya coba pegang betuul nasihat suami saya ini. Tapii, tentu saja praktiknya tidak semudah dan semulus itu. Saya yang dasarnya mudah marah tidak bisa serta merta jadi istri dan ibu yang lembut.

Awalnya, setiap kali mau marah, saya memilih time out. Lariiii.... Bersembunyiii... Menenangkan diri sejenak agar siap menghadapi anak yang tantrum dengan senyuman.
Sesaat cara ini berhasil membuat saya tidak marah-marah. Tapi kemudian, setelah lama memperhatikan, suami saya komplain.

_"Kok bisa, Qairina nangis begitu mamahnya malah kabur. Menenangkan diri sendiri. Apanya yang harus ditenangkan? Siapa yang sebenarnya perlu ditenangkan?"_

Pertama mendengar komplainnya, saya 'mendidih', lalu menjawab sambil terisak, _"Papah gak tau sih gimana susahnya mengontrol emosi! Papah pilih mana, mamah marah-marah atau menenangkan diri sendiri dulu?"_

_"Kenapa harus ikut marah? Apa salah Qairina?"_

Kenapa saya harus terbawa emosi?

Lalu saya bertanya pelan, _" Lalu mamah harus bagaimana?"_

Dia menjawab tegas,
_*" Peluuuk. Peluk erat Qairina. Tenangkan emosinyaa."*_

Saya masih ngeyel. _"Bagaimana mungkin bisa memeluk dan menenangkannya kalo mamah sendiri gak tenang?"_

_" Coba dulu ajaa.

Dia melanjutkan lagi.
_"Saat anak menangis itu artinya dia sedang membutuhkan sesuatu dari kita. Dia butuh kitaa untuk membuatnya nyamaan. Jangan lari, hadapi tangisannya, berikan rasa nyaman. Peluuk. Lepas emosi kita sendiri saat memeluk anak. Insya Allah dia akan lebih mudah ditenangkan."_

Saya mencoba meresapi makna yang coba disampaikannya.

Sejak saat itu, saat menemui kondisi yang membuat saya hampir marah ke anak, saya coba praktikkan nasihatnya. Sambil otak saya terus berusaha me-reframe apa yang saya lihat dari sudut pandang yang positif. Dan setelah saya reframe banyak hal yang menyebabkan Qairina tantrum, sebenarnya memang marah-marah itu tidak diperlukan. Anak tidak akan 'berulah' kalo kita sudah memenuhi haknya dengan sebaik-baiknya.

Anak menyobek-nyobek buku?
Ah mungkin saya yang kurang menstimulasi motorik halusnya sehingga dia belum cekatan memegang dan membolak-balikkan buku. Tak perlu marah-marah, kasih senyuman, ajak anak merapikan buku yang disobek sambil bermain.

Anak berteriak-teriak karena keinginannya gak diturutin?
Ah mungkin saya kurang memperhatikannya saat dia bersikap baik, sehingga dia 'mencari perhatian' dengan cara berteriak. Peluk, minta maaf, biarkan dia me-release emosinya, setelah reda tanyakan apa keinginannya baik-baik.

Anak rewel minta ditemenin bermain padahal saya capek habis pulang kerja atau habis melakukan seabrek pekerjaan rumah tangga?
Ah bukan salahnya. Saya yang belum menunaikan kewajiban saya menemaninya bermain. Dia hanya meminta haknya. Tak adil jika saya memintanya mengerti kalo saya capek, dia hanya seorang balita, saya lah orang yang dewasa. Maka, tarik nafas, cuci muka/wudhu, kembali temui anak dan ajak dia bermain sesukanya dengan sepenuh jiwa dan raga.

Anak bikin rumah berantakan?
Alhamdulillah rumahnya jadi lebih hidup. Alhamdulillah itu artinya anak sehat. Ingat saat dia tergolek lemas di bangsal rumah sakit. Rumah rapi, tapi tak ada tawa yang bergema di udaranya. Penuhi dulu hati dengan syukur, lalu ajak merapikan mainan sama-sama sambil bernyanyi atau main games. Kalo tetap tidak mau, atau hanya mau membantu setengah-setengah pun tak apa, tak perlu dipaksa. Cukup contohkan kalo habis bermain, mainan harus dirapikan kembali.

Anak rewel di tempat umum atau di tempat antrian?
Ah mungkin saya membuatnya bosan sehingga dia rewel. Atau saya tidak cukup membawa mainan atau buku yang bisa membuatnya tenang. Atau saya yang terlalu memaksa mengajaknya ikut tanpa terlebih dulu bertanya kesediannya.

Nah, ternyata memeluk sambil me-reframe pikiran sendiri ituu bisa jadi emosional healing buat saya. Alhamdulillah, saya jadi lebih bisa mengelola emosi.

Belakangan, 'terapi peluk' dan me-reframe pikiran ini juga saya terapkan untuk suami. Saat saya sebal, marah, atau ada unek-unek yang ingin disampaikan, saya memeluk suami. Awalnya gengsiiii, masa sih lagi sebel malah peluk peluk suami, tapi alhamdulillah ini bisa menjaga kelembutan saya sebagai seorang istri. Paling tidak, jadi tidak marah-marah dan ngomel-ngomel sama suami. 😁

Saat lagi marah, saya peluuk suami sambil bisikin, _"Mamah lagi sebel sama papah."_

Biasanya dia akan tertawa sambil bertanya, _"Hahaha.. lagi marah kok meluk?

_"Hahaha kalo begitu jangan marah."_

Dan... mengalirlah dialog diantara kami, biasanya suami akan kuras habis unek-unek saya. Kalo saya lagi emosi banget, ceritanya bisa tersendat-sendat karena sambil terisak. Tapi dia dengarkan sampai saya puas ngomong.  Baru dia kasih alasan, balasan, dan kritikan balik ke saya. Lalu kami saling berkompromi dan saling meminta maaf.

Kalo posisinya dia yang marah sama saya. Saya peluuk juga. Ngomong sambil takut-takut. _"Papah jangan marah dong sama mamah. Nanti Allah gak ridho sama mamah. Nanti syetan seneng, tepuk tangan bersorak sorai liat kita marahan.

Biasanya kalo dibegituin, jadi reda marahnya. Mungkin kasian kalo istrinya gak diridhoi Allah. Atau kasian bayangin istrinya meluk tiang listrik. 😁

Alhamdulillah terapi peluk dan me-reframe ini berhasil diterapkan di keluarga saya. Meskipun tetaap, praktiknya sungguh up and down. Tapi alhamdulillah bisa bikin saya minimaal gak pake bentak, nyubit, atau mukul anak. Minimal tidak ada lukaa yang saya tinggalkan untuknya. Kalo kesel kesel dikit ya manusiawi, cuma tetap diusahakan hilang sama sekali.

Memeluk memungkinkan kita untuk menghidupkan sensor cinta untuk orang tersayang kita.
Memeluk memungkinkan kita untuk menyamankan diri sendiri lewat sentuhan fisik dengan orang tercinta.
Memeluk memungkinkan kita untuk menyampaikan bahasa cinta yang paling terasa.
Memeluk tidak memungkinkan kita untuk saling berteriak, saling membentak, atau saling memarahi meski sedikit saja.
Memeluk membantu kita melepas emosi yang menjalari pikiran dan jiwa kita.

Jadi, ayo peluk orang-orang tercinta kita apapun keadaannya.
Peluk ketika merasa senang. Peluk ketika merasa sedih. Bahkan peluk ketika merasa marah. Dan rasakanlah sensasi emotional healing nya.



Copas :( Novika Amalia)
@ozora^^

Read more ...»

Guru part 1

On Kamis, 22 November 2018 0 komentar

> lanjutin yang kemarin yaaa!! ☺️☺️


Menjadi guru itu bukanlah yang paling benar dan gak perlu belajar lagi karena udah yang paling tahu .. salaaahhh
Menjadi guru itu kita belajar dari anak-anak yang kita temui setiap detik, waktu dan setiap hari. Dari merekalah kita tahu caranya menangis, sedih, tertawa, gembira dan menyembuhkan luka (sepele buat mereka tapi berat buat kita orang dewasa)

Pernah gak kita berdialog sama anak-anak??

Walaupun mereka bukan anak kita tapi dari merekalah dialog-dialog ringan itulah yang menggugah kita untuk menyadari kalau apa yang kita lakukan selama ini salah. Suatu hari percakapan diantara kita

Anak : bu, aq mau menikah sama dia (menunjuk salah satu teman perempuannya)
Guru : nanti ya kalau kamu sudah besar dan dewasa, sekarang tugas kamu adalah belajar dan mencari ilmu
Anak : tersenyum dan mengiyakan ucapan itu
Guru ; (penasaran dengan pertanyaan itu, mencoba bertanya alasannya) kenapa kamu ingin menikah sama dia? (kirain jawabannya itu cantik, lucu, pintar dsb)
Anak ; karena dia sholehah bu ..

Seperti ada panah yang menancap di hati ini rasanya, dia anak TK tapi jawabannya menyentuh hati ini karena belum tentu pria dewasa yang akan menjawab dengan kata itu bahkan hanya sedikit yang mau berjuang untuk itu (hmmm .. ) rasanya tetesan embun kecil mengalir begitu deras ketika jawaban itu terucap dari bibirnya ..

Dia mampu dan bahkan dapat kata itu dari siapa?? Sedangkan laki-laki dewasa saja belum tentu punya kata seperti itu πŸ˜‘πŸ˜‘

Itulah pembelajaran kecil yang mungkin gak pernah kita sadari sebagai guru atau sebagai orang dewasa, karena dari merekalah pengalaman dan pembelajaran yang sebenarnya.

Jadi pengen berpuisi .. hehehhh

Apabila siang berganti malam
Jangan pernah melupakan senja
Dinding bergetar karna suara
Hati ini bertanya siapa dia

haaaahhhaaaa .. untuk mengusir kebosanan dan kesunyian malam ini dan hanya bisa menggerakkan jari di keyboard untuk menjadikan sebuah kata menjadi kalimat untuk dituangkan dalam sebuah cerita ..

Mungkin bisa nanti dibacakan sama anak kita dan suami kelak .. hehehhh


@ozora^^
Read more ...»

Guru

On Rabu, 21 November 2018 0 komentar

> sebagai guru pasti kita akan merasakan banyak pengalaman yang tidak di duga sebelumnya .. setiap detik, setiap jam, bahkan setiap hati kita menemani anak orang lain yang kita anggap anak sendiri (belum tahu rasanya punya anak πŸ˜‘)

Cerita begitu mengalir begitu saja .. hampir empat tahun bergelayut dengan anak-anak di sekolah. Padahal udah bertahun-tahun ada di dunia anak. mulai dari hanya sekedar menyalurkan ilmu (ngasih les privat) sampai benar-benar mendampingi tumbuh kembang anak menjadi rutinitas yang tidak pernah dilupakan ..

Pernah punya anak 2 SMA, 1,2,3 SMP, 1-6 SD ketika belum merasakan indahnya bersama anak-anak TK ☺️☺️ .. banyak cerita dari mereka ..

Ketika sama anak 2 SMA, awal ketemu ketika dia kelas 2 SMP (mungkin sekarang 22 tahun), anaknya polos dan pulang pergi naik sepeda. Anaknya tinggi besar dan masih keturunan Chinese gitu, keluarganya hangat dan bersahabat lah buat mahasiswa dan ngekost seperti ini .. dipercepat aja πŸ˜‚πŸ˜‚ di masuk SMA favorit dan di kelas akselerasi ( percepatan) dia punya motor dan karena gengsi naik sepeda ke sekolah apalagi udah kenal yang namanya "cewek" hmmm .. dia sering cerita dan dengan senang hati mendengarnya, kadang sesekali mengingatkan kalau dia masih waktunya belajar, belajar, dan belajar .. dan tiba waktunya entah karena udah sibuk dengan skripsi pertemuan itu harus berpisah begitu aja .. πŸ˜₯πŸ˜₯



Nekt ..


@ozor^^
Read more ...»

Drama

On Selasa, 13 November 2018 0 komentar

Mau lanjutin dua hari lalu ..


Sebenarnya ada rasa males tapi karena udah janji jadi harus ditunaikan ☺️


Drama 11.11.17 - 11.11.18

Entah ini skenario dariNYA atau hanya keteledoran dari pihak yang tidak bertanggungjawab, tidak ada yang tahu dan tidak ada yang mau mencari tahu .. πŸ˜ͺ

Sore menjelang petang ada sms dan wapri masuk yang pertama dari orang yang tidak kenal dan yang satu dari temen yang menggambarkan kalau ada "sesuatu" yang tertukar "alias" nyasar ke tujuan πŸ˜‘

Dari wapri itu hanya mengabarkan masalah "sesuatu" yang tertukar itu tidak ada yang lebih dari itu ..
hari bergulir seperti biasa dan merasa biasa karena sudah terbiasa dengan semua ini πŸ˜‚

Kadang ada waprian gak jelas dari kabar "sesuatu" menjadi perkenalan .. bosan dan jenuh menanggapi yang tidak penting karena hanya membuang waktu .. tidak tau kenapa ini tidak bosan-bosannya waprian hanya sekedar "say hello" πŸ˜ͺπŸ˜ͺ

Akhir tahun 2017 semua dimulai drama ini dan berakhir 17.09.18 karena "sesuatu" yang tidak bisa diperjuangkan 😏😏

Sepele tapi inilah skenario dariNYA ..
jalan dan terus jalan menapaki cahaya yang lebih terang di depan sana 🀩


Layang-layang jika ditahan
pasti akan melawan banyak angin
Jika perlu lepaskan talinya
Biarkan dia menuju tujuan
Yang mungkin berbeda dengan apa yang kita harapkan
Karena ketika bertahan
Banyak angin yang harus dilawan
Jadilah pemegang tali yang tangguh
Karena layang-layang akan terbang dengan pemegang yang tanggung


#ozora^^
Read more ...»

On Minggu, 11 November 2018 0 komentar


> 11.11.17 dan 11.11.18


ada apa dengan tanggal yang sama tetapi berbeda dua angka dibelakangnya?



hanya orang tertentu yang tau ..
apa arti angka-angka itu ..

ya ..
setahun lalu ..
drama ini dimulai ..


drama apa??


nantikan diselanjutnya ..



#ozora^^
Read more ...»