Backpacker part 1

On Senin, 11 Desember 2017 0 komentar

Ketika menjadi fasilitator di kelas atas pasti tidak hanya mendampingi anak-anak yang semakin tumbuh besar bukan anak-anak lagi tetapi menjelang remaja, tetapi juga menyiapkan drilling untuk menghadapi "ujian akhir sekolah" dan belum lagi itu yang namanya "Backpacker" ... inilah yang paling menyenangkan selama di kelas atas karna jalan-jalan alias ngebolang 

Menyiapkan backpacker itu tidak hanya sehari, seminggu atau sebulan tapi berbulan-bulan untuk memantapkan mau kemana? butuh biaya berapa? fasilitator mau berapa? tujuannya dimana? itulah yang harus dipikirkan dari jauh-jauh hari ...

Awal masuk semester kedua obrolan yang dibahas dari kami fasilitator kelas atas adalah survei "Backpacker" dan lokasi belum ada yang fik .. ditentukan "Kota Pelajar' tujuannya kalo buat pribadi males sebenarnya karna ke daerah sendiri .. ingin banget ke kota lain atau "Ujung Kulon" tapi hanya impian yang belum di gapai dan diwujudkan .. 

Ditentukan untuk sapa saja yang akan survei ke lokasi untuk lebih mengenal medan yang akan di kunjungi sebagai pembelajaran anak-anak .. belum lagi kita bingung mau naik apa dan hanya dua orang yang disetujui dari sekolah untuk survei, masih ada kegalauan melanda fasil karna gak mungkin satu perempuan dan satu laki-laki yang berangkat. 

Diputuskan kami dua perempuan tangguh dan suka ngebolang berangkat ke "Kota Gudeg" dengan naik kereta. masih bingung lagi dapat keretanya pagi jam 06.45 dari Stasiun Pasar Senen, sedangkan kita dari Karawang. mbuhlaaahhh ... mungkin akan muncul kata-kata ini ketika sudah gak mampu untuk mencari jalan keluar lagi. 

Kita punya solusi untuk berangkat dari Depok dan Senin sore kita berangkat dari Karawang menggunakan motor, gak biasa pulang ke depok jam 06.00 sore biasanya jam 04.00 itu udah paling sore dari Karawang. tapi karna ini berdua jadi memberanikan diri untuk berangkat dan sampilah di Depok jam 08.30 malem, selama perjalanan begitu banyak rintangan karna semakin banyak orang-orang pabrik balik dan jalanan rame pasti tapi macet itulah kendalanya. inilah nikmat yang akan dijumpai sama orang-orang perantauan di kota besar-besar ini 

Pagi jam 04.00 kita berangkat dari depok naik taksi karna takut kalo naik KRL pasti telat karna jam 05.45 kita udah cek in di stasiun. ternyata naik taksi juga sama aja macet wkwkwkwkwkkk ....
sampai di Stasiun Pasar Senen jam 05.15 dan kita langsung mencetak tiket dan mencari mushola karna belum shubuh .. astagfirullah ... shalat shubuh jadi telat karna inilah yang namanya ujian 

Tiba saatnya kita masuk kereta "Gajah Wong" menuju kota pelajar ... pertama kali naik kereta ke daerah sendiri. selama perjalanan tidur karna ngantuk iya, capek iya pokok'e campur aduk rasanya. 
tibalah di Stasiun Lempuyangan jam 03.15 sore dan langsung shalat jama. dilanjut mencari makan serta mencari info nanti kalo anak-anak naik kereta turun di stasiun ini mau naik apa dan kemana dulu itulah yang pertama kita pikirkan.


@ozora ^^


Read more ...»

Lalai dalam Susur Sungai Part 1

On 0 komentar

Sebenarnya males untuk melanjutkan lagi kelanjutan blog ini ... tapi kalau gak dilanjutkan pasti gak sempurna kalo gak disalurkan cerita yang dialami selama susur sungai ini . Gak usah lama-lama buat menulis 

Yang awalnya hanya survei tempat buat "Supercamp" yang ingin mencari tempat yang berbeda dari biasanya berubahlah rencana itu untuk memacu adrenalin dan ternyata semua itu gagal setelah baru sampai karna tempatnya habis longsor dan di tutup untuk sementara ... wkwkwkwkwkkkk 
karena perubahan itu dan cuaca yang sangat tidak mendukung dan breessss .... air hujan mengguyur dengan cepatnya dan kita tim panitia berteduh di sebuah warung yang bisalah buat bercanda dan berdiskusi untuk mencari solusi apa yang akan di dipresentasikan ke pimpinan sekolah ketika tempat yang kita temui terlalu berbahaya buat anak-anak, karena jalan setapak yang kecil ditambah samoing kanan kiri aliran sungai yang begitu deras, banyak warung yang membuat anak-anak akan lebih tidak fokus untuk kegiatan nanti, tempatnya curam karna berundak-undak dan bisa kemungkinan bisa longsor tiba-tiba dan lebih parahnya kamar mandi yang hanya beebrapa dan yang di sekitar warung itu harus bayar .. teeeengg

Hujan mulai reda walopun masih disertai rintik-rintik yang menemani kita memutuskan untuk pergi ke "Curug Lalai" (baru denger ada curug lalai) ... kita bersembilan dipandu penduduk asli untuk memulai kegiatan untuk menuju curug tersebut. sepanjang jalan yang setapak itu disepanjang kanan sungai dan kiri pohon-pohon yang hijau. setengah jam kita akan menyebrang sungai yang berbatuan bisa jatuh dan mungkin terbawa arus (keliatan serem) tapi itu yang menantang untuk menemui si "Lalai" 

Masya Allah ciptaan allah yang begitu indah yang kita temui sepanjang perjalanan yang menempuh 3 jam ini, banyak rintangan yang harus kami hadapi mulai dari kaki kram, capek, haus, lapar, dingin, jatuh, terpeleset, dan terjebak dilumpur itupun yang kita alami selama perjalanan yang menyenangkan selama bergabung dengan "Sekolah Alam Karawang". disinilah kita tau mana temen dan mana keluarga karna dikala kita dalam perjalanan pasti akan menemui salah satu diantara kita mengalami  kesusahan dan butuh pertolongan. kita hanya bersembilan tapi kita keluarga yang bagus kar na kita bisa melalui dengan sempurna sampai di curug dengan selamat dan menemukan keindahan yang Subhanallah dari Allah buat kita. 

Survei ini akhirnya bukan buat anak-anak supercamp tapi buat upgrading para fasilitator .. wkwkwkkk 

cek poto dibawah




















Akhirnya acara untuk upgrading fasilitator dilaksanakan juga pada hari Senin, 3 April 2017 semua fasilitator berkumpul di sekolah jam 06.00 dilanjut dengan perjalana ke lokasi ....

Karna rutenya sama dan hanya berbeda karna banyaknya personil dan ketika sudah sampai di lokasi cuaca tiba-tiba tidak mendukung dan hujan deras ...pemandu memutuskan untuk segera turun karna kalau semakin lama diatas air akan meluap dan kita susah untuk sampai di bawah ...
semua dugaan itu benar baru samapi di satu sungai kita sudah meliahat air meluap begitu deras dan harus menyebrang dengan bantuan bambu atau kayu beserta para bapak-bapak untuk memegangi bambu tersebut .. untuk menyebrangi ini tidak asala aja memegang bambu dengan tangan satu tapi dengan tangan dua disertai jalannya miring satu hal lagi tidak boleh panik apalagi takut, karna kalau kita takut, panik dan tidak fokus bisa-bisa kita terbawa luapan air yang begitu deras ..
ketika kita mengalami seperti ini janagan pernah takut atau panik tapi mintalah bantuan Allah untuk bisa selamat samapai di bawah 

cek potonya di atas ( wkwkwkkk )

@ozora^^
Read more ...»

Sekolah Alam part 1

On Sabtu, 02 Desember 2017 0 komentar

Ini salah satu tujuan kami menyekolahkan di sekolah alam.

Just share :

Assalamu'alaikum...

Rasanya sudah pernah tapi gpp di share ulang ya aybun...

Sebagai tambahan renungan kita semua untuk tujuan kita menyekolahkan anak2 kita di sekolah kita tercinta ini ☺🙏

Maaf numpang share tulisan yang berhubungan dengan sekolah alam... Mudah2an bermanfaat. Ustadz Harry Santosa (pendiri Millenial Learning Centre) says :

Saya usul kepada para ortu yg "melirik" sekolah alam atau sekolah alternatif sejenisnya, tetapi masih mempertanyakan "legal" dan "tidak legal", masih mempertanyakan bisa achieve "nilai akademis", masih mempertanyakan fasilitas dan hal-hal non teknis lain seperti jalan masuk, bangunan, dll., masih mempertanyakan "kurikulum diknas", masih berniat memasukkan anaknya ke SMP negeri, masih beranggapan sekolah alam semacam penitipan anak2 "liar", masih menganggap sekolah alam adalah sekolah unggul dstnya.... agar segera melupakan sekolah spt ini, krn akan justru mengganggu "kebahagiaan" anak2nya kelak. Dan jangan teruskan membaca tulisan ini.

Tetapi bagi mereka yg merindukan "sekolah alternatif" dengan segala ekperimen dan inovasi ttg implementasi sekolah yg membebaskan dan membahagiakan, bagi mereka yg curious dgn perkembangan potensi bakat anak plus akhlak/karakter ketimbang akademis, bagi mereka yg berfikir... "lebih baik mencoba sesuatu yg belum tentu gagal, daripada melanjutkan sesuatu yg sdh pasti gagal" , maka sekolah alam atau berbasis potensi bersama komunitas bisa menjadi pilihan yg tiada lagi pilihan lain.

Anak2 SD SA sering keok kalau lomba cepat tepat, tetapi sangat hebat kalau lomba merancang dan mendesign serta mengimplementasikan proyek bersama. Anak SA tidak perlu belajar serius ttg akademik, krn yg dibutuhkan dan diajarkan di sekolah ini adalah ttg curiosity, tradisi belajar sehingga tanpa sadar membawanya pd fast learning.

Anak saya misalnya bisa masuk SMP Negeri favorite dgn rangking atas, cukup di "drill" 2 bulan saja. Anak SA memiliki kemampuan memimpin, keberanian berekspresi melebihi anak2 lain, walaupun sering bengong krn tidak mengenal nama "artis pop" beserta lagunya.

Sebelum belajar mereka membaca ma'tsurat dan menghafal Qur'an, setelah itu belajar dan bermain dengan kambing, mencari harta karun barang bekas, memanjat atap sekolah, memancing ikan, mengerjakan tugas di pinggir danau, berselancar di internet dan perpustakaan.

Mereka tidak pakai buku tulis dan tidak punya buku cetak, yg ada adalah kertas setengah pakai dan perpustakaan serta diskusi yg mengasikkan. Kelas mereka sama sederhanya dengan "kandang kambing", itu menurut anak teman saya yg menolak sekolah di SA krn terbiasa di sekolah islam yg elitis dan mewah.

Tas mereka besar2, isinya bukan buku, tetapi baju ayah utk berkebun, jas hujan, termos minuman, baju salin dan sepatu boots. Liburan mereka tidak naik bis mewah dan menginap di penginapan hangat, liburan mereka adalah ekspedisi ke daerah konservasi, mencari jejak badak, berkano di sungai kecil menyusuri hutan sepi dan rindang, naik kapal kayu menyeberang selat, tidur di tenda, berbasah2 dan ditempeli lintah.

Ini sekedar berbagi pengalaman. Anak2 itu bahagia. Mungkin orangtuanya yg malah "miris" . Dari sinilah, insyaAllah lahir pemimpin yg tidak elitis, yg sejak kecil terbiasa menghargai alam, menghargai sekolahnya bukan krn kemewahan gedungnya dan licinnya seragam, tetapi pesona kebersamaan dan pesona miniatur kehidupannya. Memuliakan teman2 sesama krn kebaikan akhlaknya bukan krn rangkingnya. Mereka terbiasa mencintai sekolahnya, bahkan sampai hari ini, anak saya sdh SMA, bersama teman2nya sering mengenang masa2 indah di SA yg membuat mereka "benar2 diterima" sebagai manusia seutuhnya.

Nah, jika anda nekat memaksa anak anda masuk SA atau sekolah semisal ini, tanpa mau merubah paradigma tentang sekolah, maka anda bisa jadi akan menghalangi dan merusak kebahagiaanya kelak.

#ozora^^
Read more ...»